Sang Legenda Cabe

by - Maret 17, 2019

Cabe Jamu
Cabe Jamu saat masih muda
Ada rasa pedas yang tersembunyi saat kita menenggak segelas minuman beras kencur. Sensasi pedasnya berbeda dengan cabai. Sedikit lembut dan membuat perut terasa hangat. Itulah rasa pedas dari Piper Retrofractum Vahl, rempah asli Indonesia yang masih satu kerabat dengan merica, kemukus, dan sirih. Selain pedas rempah ini juga berbau aromatik yang khas. Di Jawa disebut dengan cabe Jawa atau cabe puyang, di Madura dikenal sebagai cabai solak, di Sulawesi disebut dengan cabia, sementara di Bali di beri nama tabia bun atau cabai rambat. Dalam buku Direktori Rempah Indonesia yang diterbitkan oleh tim Dewan Rempah Indonesia ditulis sebagai cabe jamu. Tanaman ini adalah pemedas kuno yang dulu dikonsumsi oleh masyarakat Nusantara. Dalam teks-teks kuno dari abad ke-10, cabe jamu banyak dijual di pasar-pasar tradisional dengan nama cabya.

Sejak kedatangan cabai dari genus capsicum yang dibawa oleh pelaut-pelaut Portugis pada abad ke-16, pamor cabya mulai meredup. Ternyata masyarakat Indonesia lebih suka pedasnya cabai daripada cabya. Rasa pedasnya lebih kuat dan segar. Selain itu cabai juga mudah ditanam dan harganya lebih murah. Apalagi waktu itu cabai dibudidayakan secara massif oleh Belanda. Cabai pun segera viral dan disukai oleh banyak orang. Kini cabya hanya digunakan sebagai bahan jamu atau herbal. Di beberapa tempat seperti Bali dan Jawa masih digunakan sebagai bumbu masakan.

Baca Juga: Sejarah Sambal di Indonesia yang Tidak Anda Ketahui

Namun coba perhatikan, kenapa nama kedua pemedas tersebut terlihat mirip? Bahkan ada yang menyebutnya sama. Cabya dan cabai, cabe dan cabai, atau cabe dan cabe. Beberapa ahli sejarah sepakat bahwa pemberian nama cabai pada pemedas capsicum oleh masyarakat Nusantara pada waktu itu karena terinspirasi oleh cabya. Sepertinya mereka masih ingin mengenang nama cabya pada capsicum yang datang dari negeri seberang. Mereka menduga bahwa cabya akan segera punah digantikan oleh pemedas baru. Agar namanya tidak ikut punah akhirnya pelafalan cabya diberikan kepada capsicum menjadi cabai.
Cabe Jamu
Cabai Jamu saat sudah kering
Mungkin ada yang penasaran seperti apa resep dan rasa sambal saat pemedasnya menggunakan cabya? Menelusuri lembar demi lembar serat centhini dan googling naskah-naskah kuno yang bertebaran di internet, tak satu pun menemukan resep sambal kuno yang menggunakan cabya. Kalau saja ada resepnya yang tersisa, ingin sekali membuat sambal dari cabya. Adakah yang berminat?

Sebagai herbal, cabya mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Racikan kuno jamu cabe puyang telah terbukti memberikan manfaat untuk meringankan pegal-pegal di badan atau pegal linu, menurunkan demam, menambah sel darah merah bagi penderita anemia, dan meghilangkan kesemutan. Bahan utama dari jamu ini adalah cabya dan lempuyang. Jauh sebelum obat-obatan modern ditemukan, racikan jamu cabe puyang ini telah digunakan oleh masyarakat Nusantara.

You May Also Like

0 komentar