Sambal Kriuk Sambal Milenial
Ini dia Sambal Kriuk! |
Ketika memutuskan kuliah di luar kota, hal pertama yang mengganggu adalah tidak bisa lagi menikmati masakan emak setiap hari. Membayangkan akan makan di warung atau masak sendiri mie instant. Tapi dengan tenang emak menguatkan, “Jangan khawatir, setiap kamu pulang nanti emak akan buatkan kamu sambal goreng yang tahan lama, bisa kamu jadikan lauk setiap hari.” Wah sambal goreng kesukaanku! Sambal goreng racikan emak adalah menu favorit semua anggota keluarga. Racikannya sangat sederhana, terdiri atas cabe, bawang putih, bawang merah, tomat, gula jawa, dan campuran ikan asin yang kemudian ditumbuk kasar dan digoreng sampai kering. Tampilan akhirnya ‘nyemek-nyemek’ (kering sedikit basah) dan berminyak. Minyak adalah pengawet alami, sambal goreng ini bisa bertahan beberapa minggu. Sebenarnya sambal goreng adalah sambal yang dicampur dengan lauk ikan asin, ayam, atau tempe. Di Malang, sambal rumahan ini adalah ‘common food’. Dan asyiknya lagi, cukup dimakan dengan nasi putih hangat saja sudah sangat nikmat dan memuaskan!
Baca Juga: Resep Sambal Goreng Ikan Peda Maknyuus!
Bertahun-tahun sejak kepergian emak, sambal goreng seakan lenyap dari menu harian. Sampai pada suatu hari, saya makan di rumah kakak perempuan saya yang pertama. Dan saya kaget, di mejanya tersedia sambal goreng yang tampilannya mengingatkan saya pada emak. Seketika saya comot, dan rasanya….hmmm…wow mirip banget dengan racikan emak! Saya langsung mengintrogasi kakak saya dan meminta resepnya. Walaupun resep sambal goreng banyak bertebaran di internet namun di lidah saya belum bisa menemukan racikan seperti emak. Dan ternyata kakak saya bisa. Ini pasti memasaknya pas lagi tidak berantem dengan suaminya, pas lagi full of love!
Inilah sedikit penggalan cerita yang membuat saya tergerak untuk memasak kembali sambal goreng racikan emak yang melegenda dalam lidah saya. Resep dari kakak saya, yang ternyata diajarkan oleh emak, tidak serta merta membuat sambal goreng yang saya buat sama rasanya dengan racikan emak. Butuh trial and error puluhan kali sampai benar-benar bisa dikatakan mirip. Cuma mirip ya, tidak sama persis. Karena saya percaya bahwa setiap tangan yang meracik suatu hidangan akan menghasilkan rasa yang berbeda walaupun bumbu dan tekniknya sama. Ketika saya sudah berhasil membuatnya pada tingkatan mirip, saya mulai ‘percaya diri’ untuk berbagi rasa dengan teman-teman. Memasak apapun, saya memang sering berbagi rasa dengan teman. Motivasinya cuma satu, apakah mereka juga merasakan sensasi yang sama dengan saya. Kalaupun teman-teman tidak suka, saya pun harus siap menerima karena rasa itu sifatnya relatif. Menurut saya enak belum tentu orang lain juga merasakan demikian.
Soto dan Sambal Kriuk, paduan yang paripurna. |
Menu klasik, nasi putih hangat dan Sambal Kriuk |
Berawal
dari ‘permasalahan’ yang disampaikan oleh teman, saya jadi berpikir
untuk menemukan solusinya. Sambal goreng yang bisa tahan lebih dari satu
bulan? Tentu saja yang tanpa pengawet. Yaa, ini adalah bagian dari
kreativitas yang sangat sederhana, yang mungkin saja sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas itu harus bebas. Saya harus
lepas dari belenggu bahwa sambal goreng itu harus ‘nyemek-nyemek’.
Akhirnya munculah gagasan untuk membuat sambal goreng yang benar-benar
kering agar lebih awet. Bahan-bahannya seperti sambal goreng pada
umumnya namun digoreng sampai kering. Dan dari teknik ini, tekstur
sambalnya berubah menjadi kriuk-kriuk tanpa meninggalkan rasa orisinal
dari sambal goreng. Itulah Sambal Kriuk! Rasanya lebih unik dan banyak
digemari milenial untuk dijadikan lauk pendamping nasi putih, taburan
pada soto, mie goreng, bakso, dan kuliner lainnya. Selamat datang Sambal
Kriuk sebagai bagian dari Sambal Nusantara!
0 komentar